Fase Turnover Karyawan yang Harus Dipahami
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini mempunyai efek jangka panjang yang harus diketahui oleh semua pihak. Mulai dari HR, pengusaha, manager, sampai supervisor bahkan, ke kapten.
Semua harus mengalami evaluasi bila angkanya menunjukkan prosentase sangat tinggi diatas 50%. Hasil tersebut menjadi sebuah alarm keras. Pada prosesnya ada beberapa poin yang perlu dimengerti.
Mulai dari awal masuk, biasanya mereka merasa senang karena, mendapatkan pekerjaan baru. Selanjutnya, melakukan identifikasi. Dari sinilah setiap supervisor dan manager akan berperan besar membuat suasananya menjadi menyenangkan.
Memastikan dengan benar bahwa, kondisinya sangat menyenangkan adalah hal tersulit. Apalagi, kalau keadaannya berada dalam situasi tidak menyenangkan. Kebijakan harus diambil, hasilnya akan mempengaruhi lingkungan sekitar secara keseluruhan.
Perlu diketahui, saat fase ini semua harus berperan besar dan peka. Biasanya, mereka sudah menunjukkan pertanda senang atau tidak. Jika, pimpinan tersebut masih diam dan justru menyangatkan.
Tidak ada kata lain untuk segera keluar. Inilah salah satu tugas HR dimana, mereka memastikan pimpinannya berkerja dengan baik. Bukan sesuai dengan teori saja melainkan pengalaman juga cukup penting.
Libatkan Karyawan dalam Mengambil Keputusan
Cara mengatasi turnover karyawan yang tinggi selanjutnya, adalah dengan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Kehadiran karyawan, bisa sangat dirasakan dengan adanya proses ini. Hal ini juga bisa membuat karyawan merasa dihargai dan kehadirannya diperhitungkan.
Menjalin hubungan yang baik tentu sangat diperlukan dalam perusahaan. Setiap karyawan akan merasa hubungan dan lingkungan kerjanya baik jika ada timbal balik dari tanggapan dalam pengambilan keputusan. Jika hal ini dijalankan, maka karyawan juga akan betah di perusahaan.
Semakin dihargai, maka seorang karyawan tidak akan mencari tempat lain karena merasa sudah nyaman. Aspek ini, tentunya akan sangat berguna dan sangat penting untuk dijalankan guna menekan angka turnover yang bisa jadi meningkat setiap waktunya.
Berikan Kompensasi dan Benefit yang Menarik
Metode atau cara mengurangi turn over karyawan terakhir adalah dengan memberikan kompensasi atau benefit (bonus) yang menarik. Meski tidak terlalu sering memberikan kompensasi, namun karyawan tetap akan tertarik jika aspek ini diberikan. Oleh sebab itu, proses pemberian kompensasi akan sangat penting.
Jika dilihat dari tenaga kerja yang saat ini didominasi oleh kaum milenial, maka tidak heran jika kompensasi akan menjadi alat pembanding utama. Banyak tenaga kerja muda yang memilih pekerjaan berdasarkan dengan benefit yang akan didapatkan.
Semakin menarik benefitnya, maka karyawan juga akan semakin betah untuk terus bekerja. Hal ini tentunya bisa menekan angka turnover yang terus meningkat. Agar Anda bisa menyelesaikan masalah ini, maka terapkan pemberian kompensasi yang menarik namun tidak merugikan.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Tahunan
Periode waktu pertama yang dipilih pertama adalah tahunan. Dimana, periode yang dihitung adalah sejak awal bulan yaitu Januari hingga akhir di bulan Desember. Untuk rumus perhitungannya seperti ini.
Jumlah pegawai berhenti : (karyawan bulan Januari + Pegawai bulan Desember/2) x 100
Untuk memahami cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan di atas coba lihat ilustrasi berikut. Sebuah perusahaan A dalam satu tahun mempunyai 50 tenaga kerja berhenti.
Sementara pada bulan Januari dan desember bila dijumlah dan dibagi 2 maka hasilnya adalah 50. Selanjutnya, angka tersebut akan dibagi dengan 50 kembali lalu dikalikan 100. Maka, jumlahnya adalah 100%.
Hal ini menjadi salah satu kondisi kurang baik. Bila terus dibiarkan maka mereka akan mengalami kerugian. Mulai dari mengeluarkan biaya untuk rekrutmen sampai pelatihan sampai produktivitas.
Keadaan tersebut akan semakin meresahkan bila perhitungan tersebut adalah tahun ke dua dan hasilnya menunjukkan grafik naik. Bisa dikatakan banyak orang merasa malas dan tidak bahagia di perusahaan A.
Mengenal Perbedaan Interview HR dan Interview User
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan First Year
Seperti namanya, untuk perhitungan first year ini cukup penting terutama bagi perusahaan yang baru saja berdiri. Karena, dari data tersebut akan mendapatkan sebuah presentase bagaimana kondisi tenaga kerjanya.
Apakah semua strategi di awal sudah cukup baik. Untuk tahun kedua terhadap para pegawainya. Menariknya, First year bisa membuat seluruh HR mengetahui seberapa lama seorang tenaga kerja akan bertahan. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan sebagai berikut:
Pekerja yang keluar sebelum satu tahun : Tenaga keluar setelah satu tahun bekerja x 100
Rumus tersebut dapat dipahami dengan ilustrasi sebagai berikut. Sebuah Kantor mempunyai 10 orang keluar dalam tempo 7 bulan. Sementara, setelah satu tahun ternyata tidak ada. Maka bisa diketahui hasilnya 0.
Hasil tersebut cukup baik dan menjadi prestasi terbaik. Pengusaha harus mempertahankan angka ini. Dari sini, kemungkinan karyawan akan berhenti sangat kecil. Walau mereka sudah digoda dengan gaji besar.
Karena, HR paham benar bagaimana membuat mereka sulit untuk melakukan resign. kecuali sesuatu hal penting. Contohnya, harus ikut suami, atau mendapatkan pekerjaan menjadi pilot, masinis kereta api.
Serta lainnya yang memberikan kebanggaan. Hanya saja, pengusaha tetap tidak boleh jumawa agar nuansa hangat tersebut tetap terjaga. Jangan jadi, boomerang sehingga, nuansa menarik berubah seketika.
Begini Cara Menjadi HRD dan Skill yang Perlu Dimiliki
Menyusun Strategi Engagement Karyawan
Menyusun rencana strategi engagement adalah dengan membuat program yang prokaryawan. Misalnya membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.
Selain itu perusahaan juga harus menerapkan performance review. Hal itu berguna agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan juga menentukan langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan karyawan.
Perusahaan juga harus membuka diri dengan survei tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Sebisa mungkin lakukan setiap bulan.
Reasons companies expand internationally
Companies that are already thriving in domestic markets may be asking themselves, “Why expand globally?” If you ask five business owners why they chose to expand overseas, you’ll get 10 different answers. But, in general, the reasons for international expansion are usually similar.
First, there is the potential for increased revenue and cost savings. Expanding your market helps you find new customers, which results in more sales while simultaneously lowering operational costs and saving the company money. These expansions also open up new markets and customer bases, allowing you to explore parts of the world that were previously closed to you.
Other reasons for international expansion include diversification, accessing new talent with more diverse education and language skills, and gaining an advantage over the competition. Even your closest competitors won’t keep up if they’re not working in a global marketplace.
The last reason companies expand globally is their reputation. Going global assists in building brand recognition and credibility that can help attract new customers.
Perhitungan Tingkat Turnover Bulanan
Berbeda dengan perhitungan tahunan, perhitungan bulanan adalah perhitungan perbandingan biasa. Perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan jumlah karyawan pada periode perhitungan. Rumusnya sebagai berikut:
Misalnya, Anda memiliki karyawan keluar sebanyak 5 orang dan jumlah rata-rata karyawan Anda sebanyak 100 orang pada periode perhitungan turnover. Sehingga tingkat turnover karyawan Anda pada periode itu sebesar 5%.
Turnover rate yang tinggi memang bisa membahayakan. Oleh karena itu, perlu peran dari semua orang termasuk perusahaan itu sendiri untuk membangun lingkungan dan budaya kerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan.
Sempat disinggung bahwa salah satu cara mencegah adanya turnover karyawan yang tinggi adalah menggunakan teknologi untuk melakukan engagement pada karyawan. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi HRD.
Mekari Talenta sebagai software HR dan sistem HRD berbasis cloud terbaik yang telah dipercaya oleh banyak perusahaan di Indonesia mampu memenuhi tiap kebutuhan perusahaan dalam mengelola karyawan termasuk mengelola cuti secara praktis dan otomatis dengan aplikasi cuti online dan membuat jadwal kerja secara otomatis dalam fitur aplikasi pembuat jadwal shift.
Misalnya perhitungan payroll dengan berbagai elemen gaji, absensi online, rekapitulasi data karyawan dan juga hal-hal administrasi lainnya. Cari tahu selengkapnya software HRD dan software absensi karyawan online melalui website Mekari Talenta dan dapatkan demo gratis selama 2 bulan! Jangan lupa juga untuk coba aplikasi attendance management download di Mekari Talenta di bawah ini.
Tingkat turnover karyawan, atau yang dikenal sebagai employee turnover rate, merupakan salah satu metrik penting dalam dunia SDM. Metrik ini mengukur seberapa sering karyawan meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru. Pada dasarnya, tingkat turnover menunjukkan stabilitas tenaga kerja dalam suatu organisasi.
Pelatihan meningkatkan skill : Supervisi efektif pada Tim penjualan bagi manajer penjualan
Mengapa Memahami Tingkat Turnover Penting?
Memahami tingkat turnover sangat penting karena memberikan wawasan tentang stabilitas dan kesehatan organisasi. Tingkat turnover yang tinggi dapat menunjukkan adanya masalah dalam manajemen, budaya kerja, atau kepuasan karyawan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan keuntungan perusahaan. Di sisi lain, tingkat turnover yang rendah biasanya mencerminkan lingkungan kerja yang positif dan karyawan yang terlibat dan puas dengan pekerjaan mereka. Dengan menganalisis tingkat turnover, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan retensi karyawan. Tingkat turnover yang tinggi dapat menjadi sinyal adanya permasalahan dalam perusahaan. Hal ini dapat membawa dampak negatif seperti:
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami tingkat turnover dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk menghitung tingkat turnover karyawan, bisa menggunakan rumus seperti berikut:
Tingkat Turnover = (Jumlah Karyawan yang Keluar / Rata-rata Jumlah Karyawan) x 100%
Tingkat Turnover = (20 / 100) x 100% = 20%
Ikuti pelatihan: mengelola piutang penjualan Bisnis bagi Manager penjualan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Turnover
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi tingkat turnover penting bagi perusahaan untuk dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja organisasi. Berikut beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan:
Tingkat turnover karyawan merupakan metrik penting yang harus dipantau oleh semua perusahaan. Dengan memahami tingkat turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan stabilitas tenaga kerja dan meningkatkan kinerja organisasi.
Keluar masuk (turnover) karyawan mungkin adalah hal yang biasa bagi perusahaan. Tapi, bagaimana jika karyawan yang turnover jumlahnya sangat banyak? Tentu ini menjadi masalah dan bisa saja perusahaan mengalami kerugian besar.
Karyawan merupakan aset utama perusahaan. Tidak jarang, perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk melakukan perekrutan dan pelatihan karyawan baru. Tujuannya adalah untuk mencari karyawan yang profesional dan berkualitas.
The Society for Human Resource Management (SHRM) melaporkan bahwa mengganti karyawan memang membutuhkan banyak uang.
Biaya pergantian langsung dapat mencapai 50 persen hingga 60 persen dari gaji tahunan karyawan. Sedangkan total biaya pergantian bisa mencapai 90 persen hingga 200 persen dari gaji tahunan.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui HR Soal Konsep Omnibus Law
“Yes, tentu dari business perspective, proses yang dilakukan berulang-ulang seperti rekrutmen, pelatihan karyawan baru, merupakan waste alias pemborosan,” ungkap HR Expert Edwin Ginanjar saat dihubungi Mekari Talenta, Kamis (30/1).
Jadi bisa dibayangkan, apabila tingkat turnover karyawan yang tinggi di sebuah perusahaan tentu dapat menjadi beban. Lowongan yang tidak terisi pada akhirnya harus diisi dengan pergantian karyawan baru.
Ini bisa memberikan dampak buruk pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan berbagai strategi untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
“Turnover karyawan menakutkan? Ya, tentu karena trennya turnover sekarang terjadi pada top tier performer alias karyawan yang high performance, top talent, average mungkin hanya bertahan 1 sampai 3 tahun saja di perusahaan. Kalau bahasa milenialnya yang menakutkan buat HR (perusahaan), ditinggal saat lagi sayang-sayangnya,” katanya.
Menanam Budaya dan Lingkungan Kerja yang Ramah Teknologi
Berbicara teknologi berarti berbicara tentang kemudahan. Membudayakan teknologi pada organisasi perusahaan termasuk dalam rangka memenuhi kebutuhan karyawan. Misalnya menggunakan software HR untuk kebutuhan kelola karyawan atau menggunakan pekerjaan administrasi lainnya dengan bantuan teknologi.
Contohnya saja menyediakan laptop pribadi untuk kebutuhan kerja. Bayangkan jika suatu saat ada krisis lingkungan atau pandemik, Anda tidak perlu lagi kebingungan terkait work from home karena karyawan telah dibekali dengan laptop kantor.
Hal lainnya adalah terkait employee self-service atau layanan mandiri karyawan. Hal ini tentu dapat meningkatkan kenyamanan kerja karyawan karena dapat memenuhi segala kebutuhan secara mandiri misalnya cuti, work from home, atau absensi sekalipun.
Apa Penyebab Turnover Karyawan?
Menurut sebuah penelitian Retention Report tahun 2017, ada beberapa alasan utama mengapa banyak karyawan memilih meninggalkan pekerjaannya dan berpindah ke pekerjaan lain. Misalnya dengan alasan pengembangan karier.
Edwin menjelaskan karyawan cenderung bergabung ke dalam sebuah perusahaan untuk berinvestasi ke perkembangan karier mereka ke depannya.
Apabila perusahaan tidak mampu memvisualisasikan potensi pengembangan karier serta langkah-langkah yang harus ditempuh secara jelas, maka karyawan akan merasa terabaikan.
Prospek perusahaan yang terbatas ini membuat karyawan akan berusaha mencari perusahaan lain yang mampu memberikan kesempatan baginya untuk berkembang.
“Buat program retention seperti new challenging project, diberikan tantangan mengerjakan proyek baru yang merupakan new initiative. Bisa juga dengan tour of duty yaitu karyawan diberikan penugasan ke divisi atau departemen yang berbeda fungsinya. Hal ini untuk mendapatkan sense of business yang lebih baik serta new insight,” tutur Edwin.
Alasan lain adalah karyawan butuh keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Meningkatnya popularitas perusahaan rintisan alias startup membuat karyawan semakin banyak yang mencari perusahaan yang lebih fleksibel dan akomodatif terhadap work–life balance mereka.
Karyawan mulai mencari program-program perusahaan yang dapat dipersonalisasikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Program ini termasuk kemungkinan memilih tunjangan sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh, karyawan senior yang sudah berkeluarga biasanya lebih memilih rencana tabungan dan pendidikan anak.
Sedangkan, karyawan muda biasanya lebih tertarik pada diskon perawatan tubuh atau perjalanan.
Jika ada perusahaan yang bisa menawarkan fleksibilitas seperti ini, maka karyawan cenderung akan berpindah ke perusahaan tersebut.
“Perusahaan rutin memonitor perkembangan talent war dan salary survey sehingga bisa mempertimbangkan trend comben (compensation benefit) yang terjadi serta untuk masukan set up comben di perusahaan,” ucapnya.
Baca juga: Catat! Paket Kompensasi Penting bagi Karyawan
Lalu alasan lainnya lebih karena perilaku atasan. Edwin menilai perilaku atasan yang tidak menyenangkan bisa menjadi alasan karyawan ingin pindah kerja.
Baginya, perilaku atasan yang baik sangatlah penting karena dapat mempengaruhi kepuasan karyawan. Atasan yang baik seharusnya mau memberikan apresiasi dan pujian yang tulus atas kerja karyawannya.
Atasan juga sebaiknya menjadi pendengar yang baik, mau mengakui kesalahan, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan menghargai kontribusi setiap karyawannya.
Apabila atasan tidak bisa bersikap seperti di atas, maka tingkat loyalitas karyawan padanya akan rendah.
Tidak hanya itu, atasan juga perlu memperhatikan perkembangan karyawan. Salah satu cara untuk membuat karyawan berkembang adalah dengan memberikan masukan atau feedback.
Anda sebagai atasan harus pandai menempatkan dan mendekatkan diri kepada karyawan Anda.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Dengan saling percaya, karyawan Anda akan secara konsisten memberikan laporan kepada Anda dan berharap mendapatkan masukan atau feedback dari Anda.
Memberikan masukan atau feedback yang jelas dan bersifat membangun juga akan membangun kepercayaan diri mereka.
Anda dapat menggunakan strategi di bawah ini untuk meningkatkan strategi Anda ketika memberikan masukan atau feedback.
Sebenarnya praktik memberikan masukan atau feedback di dalam perusahaan sudah umum dilakukan.
Anda dapat berinisiatif untuk menanyakan apa yang karyawan Anda lakukan dan memberikan masukan secara spontan. Cara ini akan membuat mereka merasa bahwa Anda peduli dengan mereka.
Selain itu Anda, juga dapat memberikan sebuah masukan kepada karyawan Anda yang melakukan kesalahan. Masukan tersebut bisa berupa solusi dan cara agar tidak terjadi lagi.
Sisipkan juga semua masukan yang Anda berikan dengan visi misi perusahaan. Dengan cara ini, perkembangan karyawan Anda akan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Memberikan masukan atau feedback yang membangun mengharuskan Anda memiliki makna dan tujuan dari masukan tersebut.
Tujuan Anda adalah membuat karyawan Anda menyadari apa yang seharusnya mereka kerjakan dan membuat mereka dapat lebih berkembang.
Memberikan masukan yang bermanfaat membutuhkan perhatian dan persiapan yang matang. Untuk itu berikan waktu kepada karyawan untuk menyerap masukan yang Anda bagikan kepada mereka.
Ketika Anda sedang memberikan masukan atau feedback untuk karyawan Anda, ceritakan pengalaman Anda untuk memberikan wawasan kepada mereka.
Berikan juga kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan perspektifnya tentang apa yang terjadi.
Setelah itu, Anda dapat membuat rincian atau breakdown apa yang harus karyawan lakukan untuk meningkatkan kinerja mereka. Dengan demikian, perkembangan karyawan Anda akan selalu terjadi di perusahaan Anda.
Meski Anda ingin terlihat ramah, Anda juga harus memastikan tanggung jawab Anda dan karyawan Anda. Dengan cara ini, Anda akan dapat memastikan perkembangan karyawan.
Berikan tujuan, arah dan sesuatu yang harus diperjuangkan pada karyawan Anda. Selain memperhatikan perkembangan karyawan, Anda juga harus memperhatikan bagaimana produktivitas karyawan Anda.
“Pemimpin harus memberikan ruang dan jarak agar anggotanya bisa mandiri, bekerja dengan pengawasan lebih rendah, namun tetap tidak ditinggalkan, dimonitor perkembangannya, ditanya kendala atau masalah yang dihadapi, bantu cari solusi atas permasalahan dan evaluasi seluruh aktivitas, untuk selanjutnya menciptakan perbaikan terus menerus (continuous improvement),” jelas Edwin.
Baca juga: 4 Karakter Karyawan Milenial yang Harus Dipahami Perusahaan